modul kursus komputer microsoft office 2007. Kursus Komputer bersertifikat. Lembaga kursus Citra Telematika menyelenggarakan :

1. Aplikasi Perkantoran
2. Desain Grafis
3. Jaringan Komputer
4. Robotika
5. Pemasaran Digital

Jl. Raya Timur No. 65, Ciborelang, Jatiwangi
Kab. Majalengka
(0233) 8281236 | 085216667297


Artikel penunjang:
modul kursus komputer microsoft office 2007. Fasilitas reaktor nuklir perlu dipantau secara terus menerus sekitar beroperasi. Pengawasan oleh insan tidak luput dari potensi kealpaan. Melalui software Simor (Sistem Monitoring Reaktor Nuklir Online), Muhammad Subekti berupaya menghadirkan sistem pencegahan gangguan lebih dini.

DI DEPAN barisan layar monitor, Muhammad Subekti terlihat serius menyatakan pengoperasian simulasi reaktor nuklir digital di perumahan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Serpong, Tangerang Selatan (19/11), lalu. Tamunya ketika itu ialah rombongan dari Tsing Hua University, Tiongkok.
Mereka datang jauh-jauh dari Tiongkok guna melihat kemudahan nuklir kepunyaan Batan. Ada pun penjajakan kerja sama. Setelah selama 30 menit, diskusi yang tampak gayeng tersebut selesai. Semuanya terbit dari ruangan yang menempel dengan lobi gedung Pusat Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir (PTKRN) Batan itu.
Sejurus kemudian, Bekti–nama panggilan Muhammad Subekti–mengajak ke ruang kerjanya di lantai dua. Ruangan tersebut tidak begitu luas. Di sudut dekat pintu telah bergerombol mahasiswa magang duduk mengitari meja besar. Di tengahnya ada sebanyak perangkat pengawasan reaktor nuklir dan sejumlah komputer.
“Beginilah sehari-hari kami,” kata Bekti seraya membuka laptopnya. Dia lantas menunjukkan software pemantauan reaktor nuklir secara online karyanya. Bagi pengoperasiannya, laptop kepunyaan Bekti mesti tersambung dengan jaringan wifi khusus. Butuh sejumlah waktu guna menyambungkannya.
Setelah software beroperasi, lelaki kelahiran Madiun, 18 Juli 1973, tersebut menjelaskan kegunaannya. Tampilan software Simor masih tampak kaku. Ada sejumlah panel parameter atau indikator. Dilengkapi gambar tabung reaktor dengan slang drainase yang menjulur ke sejumlah titik.
Bekti mengatakan, sebanyak grafis indikator menunjukkan sejumlah kondisi pada suatu reaktor nuklir. Mulai situasi temperatur, tekanan, posisi batang kendali, sampai radiasi yang dipancarkan. Berdasar informasi dari situasi aspek-aspek tersebut, software Simor dapat menunjukkan apakah suatu reaktor nuklir sedang sehat atau tidak.
Aplikasi Simor menemukan data situasi tersebut dari kemudahan reaktor nuklir. Data tersebut diantarkan secara nirkabel dengan menggunakan kemudahan internet. “Untuk sementara, jangkauannya 300 meter,” kata dia. Karena menggunakan kemudahan internet, sebetulnya tidak ada tantangan jarak. Kondisi reaktor nuklir Batan di Serpong dapat saja diperhatikan dari Amerika Serikat. Namun, hal keamanan data menjadi pertimbangan utama dalam pengoperasian Simor. Keamanan ekspedisi data kemudahan nuklir yang memakai internet mesti dipastikan. Jangan hingga di tengah jalan datanya diretas. Kemudian, oleh si peretas, dijadikan pintu masuk guna mengoperasikan kemudahan nuklir seenaknya. Dengan destinasi merusak. Contoh permasalahan peretasan kemudahan nuklir pernah dirasakan Iran pada 2014. Di tahun yang sama, reaktor nuklir Korea Selatan pun sempat diretas.
Bahkan, guna internal Batan sendiri, implementasi peranti empuk Simor mesti melewati diskusi berbulan-bulan. Inti diskusinya, Bekti mesti dapat menjamin ketenteraman data kemudahan nuklir. Data operasional reaktor yang dikirim dari gedung Reaktor Serbaguna G.A. Siwabessy (RSG-GAS) mesti dapat dijamin keamanannya. Meski, ekspedisi data dari gedung reaktor ke gedung PTKRN melulu berjarak 100-an meter.
Akhirnya, sesudah mendapat persetujuan, software Simor diterapkan. Data operasional reaktor nuklir di gedung RSG-GAS dikirim ke komputer Bekti. Kemudian, secara otomatis diubah oleh software Simor. Data tersebut mencakup temperatur, tekanan, posisi batang kendali, dan bersitan radiasi.
Sebelum menerima data tersebut, software yang diciptakan Bekti telah dibekali dengan kepintaran buatan. Namanya ialah Auto-Associative Neural Networks (AAN). Kecerdasan produksi itu dikembangkan sendiri oleh Bekti. Dengan bekal kecerdasan produksi tersebut, software Simor dapat menyimpulkan apakah pengoperasian reaktor nuklir bermasalah atau normal.
Untuk hal suhu, misalnya, software tersebut akan meneliti temperatur yang berlangsung normal atau tidak. Misalnya, terdapat di kisaran 21 derajat Celsius hingga 51 derajat Celsius. Kemudian, ada evolusi daya selama 25 persen, namun temperaturnya naik secara signifikan. Nah, pada situasi itu, indikator yang mengindikasikan anomali bakal berkedip-kedip. Secara otomatis juga software Simor akan meneliti penyebabnya. Apakah pada perlengkapan pompa atau peranti lain. Jadi, hebatnya software Simor karya Bekti tersebut, tidak melulu mengetahui ada situasi tidak normal secara dini. Tetapi, pun mampu meneliti potensi penyebabnya.
Dengan demikian, petugas atau operator reaktor nuklir dapat mendapatkan peringatan dini dengan cepat. Di samping itu, mendapat  hasil analisis titik kehancuran dengan cepat. Dengan demikian, dapat secepatnya dilaksanakan penanganan atau perbaikan.
Suami Atin Liswandani tersebut mengatakan, informasi peringatan dini adalahunsur urgen dalam kemudahan reaktor nuklir. Dia memberikan contoh kerusakan kemudahan reaktor nuklir di Three Mile Island (TMI), Amerika Serikat, pada 28 Maret 1979.
Bekti menceritakan, kemalangan nuklir di TMI tersebut dimulai adanya anomali. Namun, anomali itu tidak diketahui semenjak awal. Kemudian, kemudahan reaktor nuklir kolaps. “Terjadi pelelehan di reaktor,” ungkapnya.
Dengan software Simor, operator nuklir dapat mengetahui fenomena tidak normal jauh sebelum terjadi kehancuran parah. Dengan demikian, mereka mempunyai waktu yang lumayan untuk mengerjakan perbaikan.
Ayahanda M Naufal dan M Rifqi itu menjelaskan, kemudahan reaktor nuklir memang dipertahankan dan dipantau secara manual oleh manusia. Diawasi terus sekitar beroperasi. Nah, dalam pemantauan itu, ada hal manusia yang barangkali merasa bosan atau bosan. Sebab, yang disaksikan hanya indikator-indikator di layar. Atau, andai masih memakai pemantauan manual, tidak sedikit panel yang mesti dipelototi terus. “Saya pernah merasakan. Operator reaktor nuklir sekitar 24 jam pasti ada masa kelelahan‚” tuturnya. Meski, jam kerja memakai model sif atau bergantian.
Bekti mengatakan, usulan membuat software pengawasan reaktor nuklir hadir sejak kuliah di Kyushu University, Jepang. Dia menempuh studi doktor di kampus itu pada kurun 2004-2007. Kemudian, pada 2010 dia mendapat dana penelitian dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA/International Atomic Energy Agency).
Selanjutnya, percobaan pemantauan reaktor nuklir mulai memanfaatkan kepintaran buatan. Lantas, pada periode 2017 sampai 2018, Bekti menuntaskan detail software tersebut. Dia pun memperbaiki tampilan aplikasi. “(Tampilan aplikasi, red) saya desain sendiri. Meski belum bagus,” katanya, kemudian tersenyum.
Pria yang menjabat kepala bidang teknologi keselamatan nuklir tersebut menuturkan, software pemantau reaktor nuklir karyanya juga dapat digunakan guna kepentingan edukasi jarak jauh. Sebab, dia telah mempunyai basis data kegiatan reaktor nuklir. Jadi, dapat digunakan sebagai simulasi bagaimana mengawasi operasional kemudahan nuklir.
Aplikasi Simor pun membantu ketika kemudahan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) kecil atau Riset Daya Eksperimental (RDE) kepunyaan Batan di Serpong nanti telah jadi. Nantinya, kemudahan PLTN mini tersebut akan dilengkapi dengan sistem pengawasan reaktor nuklir secara online.
Saat ini dokumen rinci desain RDE Batan telah jadi dan di berikan ke Bapeten (Badan Pengawas Tenaga Nuklir). Diharapkan, pada 2021 izin konstruksi pembangunan kemudahan RDE telah keluar.